Tim Van Damme Inspired by Tim Vand Damme

Home

Vie's Blog

is created just for sharing because sharing is caring



Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurah untuk kekasih-Nya.


Blog ini Q persembahkan untuk;

Abi & Ummi yang telah membesarkan-Q,

Asatidz-Asatidzah-Q,

Segenap Guru Besar & Dosen-Q,

TK Darul Ulum Ngembal Rejo Bae Kudus,

TPQ Al-Ma’roef Kudus,

Madrasah Diniyah Mawa’idhus Shibyan Golantepus Mejobo Kudus,

MI Darul Ulum 02 Ngembal Rejo Bae Kudus,

MTs NU Mu'allimat Kudus,

MA NU Mu'allimat Kudus,

UIN Walisongo Semarang,

Teman-Teman yang Telah Mewarnai Hidup-Q.


Semoga Bermanfaat bagi Agama, Nusa, dan Bangsa, Amin...

About Me

Nama : Rofiqo Rahmawati TTL : Kudus, 23 Agustus 1991 Alamat : Kudus, Jawa Tengah, Indonesia Pendidikan :
  • MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus (2003)
  • MTs. NU Mu'allimat Kudus (2006)
  • MA NU Mu'allimat Kudus (2009)
  • S1 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang >> Pendidikan Matematika (2009-sekarang)
Pengalaman Organisasi :
  • Ketua OSIS MTs. NU Mu'allimat Kudus (2004/2005)
  • Ketua OSIS MA NU Mu'allimat Kudus (2007/2008)
  • Crew Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edukasi Fakultas Tarbiyah UIN Walisongo Semarang 2009-sekarang
  • Departemen Pers/Jurnalistik HIMATIKA Walisongo Semarang (2010-sekarang)
  • Departemen Pers/Jurnalistik Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Tengah (2011-sekarang)
Prestasi :
  • Harapan II Siswa Berprestasi Kabupaten Kudus tahun 2005 tingkat SMP/MTS oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus
  • Juara III Siswa Berprestasi Kabupaten Kudus tahun 2008 tingkat SMA/MA/SMK oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus
  • Nominator LKTI BCB Generasi Muda Se-Jateng 2011 oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
  • Pemenang Penelitian Kompetitif Kehidupan Keagamaan Puslitbang Kehidupan Keagamaan Tahun 2011 oleh Kementerian Agama Republik Indonesia tingkat mahasiswa/dosen/peneliti/praktisi
  • Pemenang Program Penelitian Inovasi Mahasiswa Tahun 2012 Kementerian Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Kontak :

Blog

27 Des 2012

Unduh Gratis dari Springer

0 komentar
unduh gratis dari springer, klik di sini
Read more

27 Sep 2012

KUNCI JAWABAN TUGAS PERKALIAN KONSTANTA DENGAN BENTUK ALJABAR KELAS VII D SMPN 18 Semarang

0 komentar
KUNCI JAWABAN TUGAS PERKALIAN KONSTANTA DENGAN BENTUK ALJABAR KELAS VII D SMPN 18 Semarang dapat di unduh di sini. Selamat Belajar :-)
Read more

17 Sep 2012

MATERI SIFAT OPERASI HITUNG PECAHAN

0 komentar
Materi sifat operasi hitung pecahan dapat di download di sini.
Materi ini di sampaikan kepada Kelas VII C, D, dan E SMP Negeri 18 Semarang.
Read more

KUNCI TABEL OPERASI PECAHAN KELAS VII SMP N 18 Semarang

0 komentar
Kunci Tabel Operasi Pecahan SMPN 18 Semarang dapat di download di sini.
Selamat Belajar yah :-)
Read more

16 Sep 2012

Tips Membuat Presentasi yang Hebat

0 komentar
1. Treat Your Audience As King
Perlakukan Audiens Sebagai Raja.
Audiens Anda adalah raja. Mereka hadir mendengarkan presentasi Anda karena kebutuhan.

Desain presentasi Anda sesuai kebutuhan audiens, bukan atas dasar keinginan Anda sendiri.

2. Spread Ideas and Move People
Sebarkan Ide dan Ajak Orang Untuk Bertindak
Audiens ingin mendapatkan inspirasi dari presentasi yang Anda bawakan. Mereka pun ingin mendapat manfaat dari kualitas pemikiran Anda.
Anda dapat menggunakan animasi untuk membantu audiens memahami pesan lebih baik sekaligus mengajak mereka bertindak.

3. Help Them See What You Are Saying
Bantu Mereka Melihat Apa Yang Anda Katakan
Sebuah gambar bisa memberi makna seribu kata.
Ketika Anda merancang presentasi, tanyakan pada diri Anda, apa yang sebenarnya hendak dikomunikasikan? Ganti kata-kata ke dalam gambar, grafik atau diagram.

4. Practice Design Not Decoration
Terapkan Desain Bukan Dekorasi
Desain berbeda dari dekorasi.
Desain yang baik menempatkan setiap elemen secara sadar untuk tujuan komunikasi tertentu. Tidak ada elemen apakah gambar, diagram atau tulisan yang diletakkan tanpa maksud tertentu.
Jika Anda ingin menampilkan pesan yang kuat, fokuskan pernyataan Anda pada kalimat yang menjadi inti presentasi.
Jika Anda ingin menampilkan gambar yang kuat, perbesar gambar tersebut dan tunjukkan kekuatannya.

5. Cultivate Healthy Relationship
Bangun Hubungan Yang Sehat
Sebagai presenter, Anda berinteraksi dengan slide dan audiens. Ciptakan hubungan yang baik dengan mereka. Kurangi teks yang tidak perlu dan fokuskan pada inti pembicaraan.
Lakukan latihan dan pengulangan sebelum Anda tampil.
Jangan lupa untuk senantiasa menciptakan kontak mata dan menampilkan bahasa tubuh yang bersahabat. Dengan demikian, tercipta rasa saling percaya dan hubungan yang sehat antara Anda dengan audiens.

Sumber: www.presentasi.net

Read more

12 Sep 2012

PR KELAS VII D SMP N 18 SEMARANG

0 komentar
PR untuk hari Kamis, 13 September 2012 Kelas VII D SMP N 18 Semarang dapat di unduh di sini.
Selamat mengerjakan yaa ^,^
Read more

22 Mei 2012

Cara memproteksi File PDF dengan menggunakan Adobe Acrobat Professional 7.0

0 komentar
Lama tidak posting, ya. hmm
Baiklah, karena malam yang semakin larut langsung saja nih saya ingin berbagi dengan teman-teman mengenai Cara memproteksi File PDF dengan menggunakan Adobe Acrobat Professional.
langsung aja ya,... tonton video nya di sini

atau download filenya di sini
Read more

22 Apr 2012

Buat Karya MAta Kuliah Workshop

1 komentar
Alvi ( belakang) dan Aku (depan)
Lutfi
Bapak Tukang yang buatin papan tempatnya
Aku (kanan) bersama Alvi (kiri)

Read more

18 Apr 2012

Baseline Study

0 komentar
Ini kawan, saya ada e-book baru tentang baseline study. download di sini
Read more

13 Apr 2012

Power Point TRANSFORMASI

0 komentar

Read more

KOMPETENSI GURU MATEMATIKA

0 komentar


I.             PENDAHULUAN
Dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, peranan guru sangat penting sekali untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Kita sadari, bahwa peran guru sampai saat ini masih eksis, sebab sampai kapan pun posisi/peran guru tersebut tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin sehebat apapun. Hal ini karena guru yang merupakan seorang pendidik juga membina sikap mental yang menyangkut aspek-aspek manusiawi dengan karakteristik yang beragam dalam arti berbeda antara satu peserta didik dengan lainnya. Banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh seorang guru semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil dan sukses kelak.
Akan tetapi, perjuangan seorang guru tersebut tidak berhenti sampai disitu. Guru juga merasa masih perlu meningkatkan kompetensinya agar benar-benar menjadi guru yang lebih baik terutama dalam proses belajar mengajar sehari-hari, tak terkecuali guru matematika.

II.          RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa hal yang cukup urgen dipertanyakan sebagai wujud keingintahuan terhadap hal tersebut. Diantaranya;
a.    Apakah kompetensi guru itu?
b.   Bagaimana kompetensi guru matematika itu?

III.       PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru
Secara bahasa kompetensi berarti kewenangan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu (KBBI, 2008: 53). Sedangkan, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (KBBI, 2008:377). Jadi, Kompetensi guru adalah kewenangan seorang guru untuk menentukan atau memutuskan sesuatu dalam proses belajar mengajar.
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, guru merupakan bagian dari pendidik. Istilah pendidik dalam UU tersebut diartikan sebagai tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.\Terkait dengan kualifikasi tersebut, dalam lampiran UU Nomor 16 tahun 2007 tertanggal 4 Mei 2007, disebutkan secara terperinci standar kualifikasi akademik guru. Pada umumnya sesorang dapat menjadi guru jika memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan yang bersangkutan atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Adapun kompetensi guru, sebagaimana yang tercantum dalam lampiran UU Nomor 16 tahun 2007 tertanggal 4 Mei 2007, disebutkan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Secara lebih rinci sebagai berikut;
1.      Kompetensi Paedagogik
a.       Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b.      Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c.       Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
d.      Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e.       Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f.       Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h.      Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
i.        Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
j.        Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2.      Kompetensi Kepribadian
a.       Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c.       Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d.      Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e.       Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3.      Kompetensi Sosial
a.       Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
b.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c.       Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d.      Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4.      Kompetensi Profesional
a.       Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b.      Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
c.       Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d.      Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e.       Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.


B.  Kompetensi Guru Matematika
Telah disebutkan di atas, salah satu kompetensi profesional guru adalah menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Untuk kompetensi guru mata pelajaran Matematika pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, rincian kompetensi tersebut sebagai berikut;
1.            Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan.
2.            Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
3.            Menggunakan logika matematika.
4.            Menggunakan konsep-konsep geometri.
5.            Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
6.            Menggunakan pola dan fungsi.
7.            Menggunakan konsep-konsep aljabar.
8.            Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
9.            Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
10.        Menggunakan trigonometri.
11.        Menggunakan vektor dan matriks.
12.        Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
13.        Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak komputer, model matematika, dan model statistika.
Adapun untuk guru SD/ MI adalah:
1.            Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran, statistika, dan logika matematika.
2.            Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.
3.            Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta. penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.            Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak komputer.
Sedangkan untuk jenjang TK/RA/PAUD yang diperlukan hanyalah menguasai konsep dasar matematika.

IV.       KESIMPULAN
Kompetensi guru adalah kewenangan seorang guru untuk menentukan atau memutuskan sesuatu dalam proses belajar mengajar. Ada 4 poin kompetensi guru yaitu: kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Salah satu kompetensi profesional guru adalah menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Untuk kompetensi guru mata pelajaran Matematika pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, rincian kompetensi tersebut sebagai berikut;
1.         Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan.
2.         Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
3.         Menggunakan logika matematika.
4.         Menggunakan konsep-konsep geometri.
5.         Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
6.         Menggunakan pola dan fungsi.
7.         Menggunakan konsep-konsep aljabar.
8.         Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
9.         Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
10.     Menggunakan trigonometri.
11.     Menggunakan vektor dan matriks.
12.     Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
13.     Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak komputer, model matematika, dan model statistika.
        Adapun untuk guru SD/ MI adalah:
1.         Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran, statistika, dan logika matematika.
2.         Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.
3.         Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta. penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.         Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak komputer.
         Sedangkan untuk jenjang TK/RA/PAUD yang diperlukan hanyalah menguasai konsep dasar matematika.

V.          PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Sebagai insan yang dlaif,  tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca sekalian untuk perbaikan dan evaluasi dari apa yang penulis dapat sajikan.
Read more

2 Mar 2012

PENGELOLAAN KELAS YANG BERMAKNA

0 komentar

PENGELOLAAN KELAS YANG BERMAKNA[1]
Oleh: Rofiqo Rahmawati[2]

I.          PENDAHULUAN
Di dalam pengajaran, tak jarang ditemui kelas yang berbeda-beda. Antara satu kelas dengan kelas yang lain mempunyai rasa yang tidak sama. Kelas 1A tidak sama dengan kelas 1B dan berbeda pula dengan kelas 1C. Kelas 1A adalah kelas yang “mati”, tidak ada gairah dan semangat belajar. Sebaliknya, kelas 1B adalah kelas yang ramai tetapi kosong, artinya prestasinya rendah. Kelas 1C merupakan kelas yang menyenangkan. Anak-anaknya nampak aktif dan prestasinya sangat menonjol.
Di dalam sebuah kelas, guru adalah penentu suasana. Menurut Wynne Harlene sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, menyatakan bahwa berdasarkan atas tujuan yang ditentukan, guru berkuasa menentukan lingkungan belajar. Namun, demikian guru mendapatkan hambatan dari pengaruh-pengaruh misalnya: keadaan siswa, banyaknya siswa, fasilitas yang minim, letak sekolah, jadwal pelajaran, kesibukan guru dan sebagainya.[3] Oleh karena itu, wajar jika menurut Nana Sudjana, A. Muri Yusuf, dan Rochma Natawidjaja sebagaimana yang dikutip Syafrudin dan kemudian ditulis Hasibuan mengelola kelas termasuk dalam 10 kompetensi dasar yang harus melekat pada guru.[4]




II.       RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa hal yang cukup urgen dipertanyakan sebagai wujud keingintahuan terhadap hal tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut;
a.          Apakah pengelolaan kelas itu?
b.         Bagaimana pengelolaan kelas yang bermakna?

III.    PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi manajemen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengelolaan berarti penyelenggaraan (Hasan Alwi, 2008). Sedangkan jika dilihat dari aslinya, yaitu sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto:
Management is the art of managing, treatning, directing, carrying on, or using for a purpose; administration; cantions, handling or treatment; the body of directors or managers of any business, concern or interest collectively.

Sehingga, menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Pengelolaan juga meliputi banyak kegiatan dan semuanya itu bersama-sama menghasilkan suatu hasil akhir yang memberikan informasi bagi penyempurnaan per kegiatan. Arus kegiatan pengelolaan dimulai dari pengumpulan data (yang akan dikelola), merencana, mengorganisasikan, melaksanakan. Kegiatan, pengawasan dilakukan terhadapap ke empat kegiatan. Berdasarkan hasil pengawasan, dilakukan kegiatan penilaian, yang memberikan umpan balik untuk semuanya.[5]
Adapun istilah kelas, di dalam Didaktik terkandung suatu pengertian umum bahwa kelas merupakan sekelompok siswa, yang pada waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dengan batasan pengertian tersebut, maka ada 3 syarat terjadinya kelas.
Pertama   :  sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama, bersama-sama menerima pelajaran. Akan tetapi, jika bukan pelajaran yang sama dan dari guru yang sama, namanya bukan kelas.
Kedua      :  sekelompok anak yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama tetapidari guru yang berbeda, namanyajuga bukan kelas.
Ketiga      :  sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang samadari guru yang sama tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara bergantian, namanya juga bukan kelas.   
Kelas adalah unit terkecil dari sekolah. Secara administratif resmi, hal ini benar meskipun guru kadang-kadang masih membagi kelas menjadi kelompok belajar atau kelompok kegiatan. Istilah ‘unit’ di sini mengandung suatu pengertian bahwa kelas mempunyai ciri yang khusus, spesifik. Setiap kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Inilah yang disebut dengan suasana kelas (kondisi belajar) sehingga kelas dapat dijuluki ‘sepi’, mati’, ‘ramai’, dsb.
J.J. Hasibuan, menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan pegembalian ke kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara pendisiplinan atau pun kegiatan remedial.[6]
Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas adalah pengaturan siswa di kelas oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya. Guru juga harus mengusahakan agar siswa mendapat pelayanan secara maksimal menurut kebutuhan. 
Jadi, pengelolaan kelas adalah pengaturan siswa di kelas, penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar atau pengembalian kondisi belajar jika terjadi gangguan, oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya secara maksimal yang dapat dilakukan dengan cara pendisiplinan atau pun kegiatan remedial.

B.     Pengelolaan Kelas yang Bermakna
Di Indonesia, menurut Suharsimi Arikunto belum ada penelitian tentang besar kelas yang ideal. Akan tetapi, telah dikenal peratuaran bahwa pelaksanaan belajar mengajar dapat efektif jika sebuah kelas terdiri dari 30 sampai 40 orang siswa. Kelas yang terlalu kecil, misalnya terditi dari 10-15 orang siswa biasanya sepi. Guru-guru Sekolah Dasar (SD) yang tidak mendapat masukan atau pendaftar, umumnya mengeluh karena kelasnya sepi, mati. Sebaliknya, sekolah yang ‘laris’, kelebihan siswa, satu kelas diisi lebih dari 50 siswa, tentu menimbulkan kesulitan tersendiri bagi guru untuk mengelolanya.  
Di dalam lingkungan belajar, guru dan siswa ikut terlibat, termasuk sebagai lingkungan. Sebagai contoh, walaupun seperti apa usaha guru, kalau siswa tidak memberikan respon positif, suasana kelasnya tetap tidak hidup. Seandainya guru bermaksud menciptakan suasana kelas yang hidup, tetapi siswanya tidak aktif, ogah-ogahan, tidak akan tercipta diskusi yang hidup. Demikian juga dari fihak guru. Walaupun dia sudah merencanakan langkah-langkah diskusi dengan baik, namun masih dituntut ketertiban dan kreativitas terus menerus selama proses terjadinya lingkungan belajar berlangsung.
Sehubungan dengan hal di atas maka hal-hal[7] yang perlu diperhatikan adalah:
a.       Kehangatan dan kentusiasan
b.      Penggunaan bahan-bahan yang menentang
c.       Penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi.
d.      Keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul.
e.       Penekanan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
f.       Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalm perbuatan guru sehari-hari.
Menurut James Block[8] sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, pada waktu guru di dalam kelas harus memperhatikan keragaman siswa sehingga guru memperlakukan mereka dengan cara dan waktu berbeda.[9] Sebagai contoh, ia membedakan sasaran kegiatan pengayaan dan perbaikan. Kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang sudah menguasai sedangkan kegiatan perbaikan diberikan kepada siswa yang belum menguasai.
Ada 2 ketrampilan dalam pengelolaaan kelas, yaitu:
1.   Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.       Menunjukkan sikap tanggap. Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa.
b.      Membagi perhatian. Hal ini dapat dikerjakan dengan visual dan verbal.
c.       Memusatkan perhatian kelompok. Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa.
d.      Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
e.       Menegur. Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (3) menghindari ocehan yang berkepanjangan.
f.       Memberi penguatan. Hal ini dilakukan kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh. 
2.   Pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Ketrampila ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah:
a.       Memodifikasi tingkah laku.
b.      Pengelolaan kelompok.
c.       Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Adapun hal-hal yang harus dihindari seorang guru dalam pengelolaan kelas adalah:[10]
1.      Campur tangan yang berlebihan: perbuatan ini ditandai dengan komentar verbal guru yang berlebihan, yang “memaksakan dirinya masuk” atau mencampuri secara tidak dikehendaki dalam kegiatan siswa.
2.      Kelenyapan: Perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapan dilihat pada tingkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, petunjuk, atau komentar, sehingga penyajiannya menjadi terhenti untuk beberapa saat, yang sifatnya menjadi pengganggu.
3.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan: kekeliruan ini timbul bilamana guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri secara tuntas aktivitas sebelumnya. Dapat pula dia menghentikan kegiatan yang pertama dan memulai kegiatan yang berikutnya, kemudian kembali lagi pada kegiatan yang pertama.
4.      Penyimpangan: Penyimapangan terjadi karena guru sedemikian asyik membicarakan suatu kegiatan yang keluar dari tujuan pelajaran.
5.      Bertele-tele: Kesalahan ini terjadi karena guru : (1) selalu mengulang-ulang hal tertentu , (2) memperpanjang keterangan, (3) menguabah suatu teguran yang sederhana menjadi ocehan yang berkepanjangan.
6.      Pengulangan penjelasan yang tidak perlu : Kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang membagi petunjuk secara terpisah dalam setiap kelompok,  yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasikal.    

                 
IV.    KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah pengaturan siswa di kelas, penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar atau pengembalian kondisi belajar jika terjadi gangguan, oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya secara maksimal yang dapat dilakukan dengan cara pendisiplinan atau pun kegiatan remedial.
Agar pengelolaan kelas menjadi bermakna, guru harus memperhatikan kondisi siswa. Hal ini dapat dinyatakan guru dalam 2 ketrampilan pengelolaan kelas.

V.       PENUTUP
Demikian yang dapat penulis sajikan. Sebagai insan yang dlaif  tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian guna perbaikan dan evaluasi.

REFERENSI
Alwi, Hasan.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi.1986.Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.Jakarta:Rajawali.
Barizi, Ahmad, Muhammad Idris.2009.Menjadi Guru Unggul.Sleman:Ar-Ruz Media.
Hasibuan, J.J., Moedjiono.2002.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya.
   



[1] Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar kelas TM5 IAIN Walisongo Semarang tahun 2011, Dosen : Bapak Saminanto S.Pd., M. Sc.
[2] Mahasiswa Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang angkatan 2009, NIM : 093511033.
[3] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta:Rajawali, 1986), cet. I, hlm. 24
[4] Ahmad Barizi, Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Sleman:Ar-Ruz Media, 2009), cet.II, hlm. 82
[5] Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 7-9.
[6] J.J. Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002), cet. IX, hlm. 82.
[7] J.J Hasibuan, Moedjiono, op.cit., hlm. 83
[8] Pengusung ‘Belajar Tuntas’ yang prinsipnya all can and will learn.
[9] Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 28
[10] J.J. Hasibuan, Moedjiono, op.cit., hlm. 85-86
Read more

My Papers

Paper-Paper S1
No
Kategori
Judul
Preview
Download
1
Bahasa Indonesia
Fitur Istilah Matematika
Click here
Analisis Skripsi Matematika
Click here
Revitalisasi Pengajaran Matematika Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Click here
Analisis Tempo:Bukan ‘Bahasa Koran’
Click here
2
Ulumul Qur’an
Ilmu Muhkam dan Mutasyabih
Click here
3
Ulumul Hadis
Hadis Shahih dan Hadis Hasan
Click here
4
Tauhid
Sekte Khawarij
Click here
5
Tasawuf
Geliat Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dalam Kehidupan Tasawuf di Kudus
Click here
6
Sejarah Peradaban Islam
Masa Keemasan Islam di Spanyol
Click here
7
Telaah Kurikulum Matematika SMP
RPP SK 3 KD 3.1 SMP 2010
Click here
8
Ilmu Pendidikan
Inovasi Pendidikan
Click here
9
Dasar Proses Pembelajaran Matematika 1
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Click here
Click here
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (PPT)
Click here
10
Ilmu Budaya Jawa
Interpretasi Nilai-Nilai Ekonomi dalam Tradisi Slametan
Click here
Click here
11
Ushul Fikih
Perkembangan Ijtihad Masa Awal Islam
Click here
12
Pemrograman Komputer 1
Program untuk mengkonversi dari jam ke menit
Click here
Click here
Program untuk mengkonversi dari jam ke detik
Click here
Click here
Program untuk mengkonversi dari detik ke jam
Click here
Click here
Program untuk mengkonversi dari inchi ke centimeter
Click here
Click here
Program untuk mencari luas segitiga
Click here
Click here
13
Statistik Dasar
Membuat Data Distribusi Frekuensi
Click here
 
Mean, Median, Modus
Click here




::Vie's Blog:: Design by Insight © 2009

Selamat Datang di Vie's Blog

Selamat datang di blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan di blog saya ini. Terima kasih telah berkunjung, apabila berkenan silakan berkomentar, atau pun langsung menghubungi jejaring sosial saya, mari kita saling berbagi ilmu ...

Sekilas tentang Penulis

Nama saya Rofiqo Rahmawati, saya Mahasiswi S1 Pendidikan Matematika di UIN Walisongo Semarang.

My Networks

Vie