Tim Van Damme Inspired by Tim Vand Damme

Home

Vie's Blog

is created just for sharing because sharing is caring



Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurah untuk kekasih-Nya.


Blog ini Q persembahkan untuk;

Abi & Ummi yang telah membesarkan-Q,

Asatidz-Asatidzah-Q,

Segenap Guru Besar & Dosen-Q,

TK Darul Ulum Ngembal Rejo Bae Kudus,

TPQ Al-Ma’roef Kudus,

Madrasah Diniyah Mawa’idhus Shibyan Golantepus Mejobo Kudus,

MI Darul Ulum 02 Ngembal Rejo Bae Kudus,

MTs NU Mu'allimat Kudus,

MA NU Mu'allimat Kudus,

UIN Walisongo Semarang,

Teman-Teman yang Telah Mewarnai Hidup-Q.


Semoga Bermanfaat bagi Agama, Nusa, dan Bangsa, Amin...

About Me

Nama : Rofiqo Rahmawati TTL : Kudus, 23 Agustus 1991 Alamat : Kudus, Jawa Tengah, Indonesia Pendidikan :
  • MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus (2003)
  • MTs. NU Mu'allimat Kudus (2006)
  • MA NU Mu'allimat Kudus (2009)
  • S1 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang >> Pendidikan Matematika (2009-sekarang)
Pengalaman Organisasi :
  • Ketua OSIS MTs. NU Mu'allimat Kudus (2004/2005)
  • Ketua OSIS MA NU Mu'allimat Kudus (2007/2008)
  • Crew Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edukasi Fakultas Tarbiyah UIN Walisongo Semarang 2009-sekarang
  • Departemen Pers/Jurnalistik HIMATIKA Walisongo Semarang (2010-sekarang)
  • Departemen Pers/Jurnalistik Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Tengah (2011-sekarang)
Prestasi :
  • Harapan II Siswa Berprestasi Kabupaten Kudus tahun 2005 tingkat SMP/MTS oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus
  • Juara III Siswa Berprestasi Kabupaten Kudus tahun 2008 tingkat SMA/MA/SMK oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus
  • Nominator LKTI BCB Generasi Muda Se-Jateng 2011 oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
  • Pemenang Penelitian Kompetitif Kehidupan Keagamaan Puslitbang Kehidupan Keagamaan Tahun 2011 oleh Kementerian Agama Republik Indonesia tingkat mahasiswa/dosen/peneliti/praktisi
  • Pemenang Program Penelitian Inovasi Mahasiswa Tahun 2012 Kementerian Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Kontak :

Blog

2 Mar 2012

PENGELOLAAN KELAS YANG BERMAKNA

0 komentar

PENGELOLAAN KELAS YANG BERMAKNA[1]
Oleh: Rofiqo Rahmawati[2]

I.          PENDAHULUAN
Di dalam pengajaran, tak jarang ditemui kelas yang berbeda-beda. Antara satu kelas dengan kelas yang lain mempunyai rasa yang tidak sama. Kelas 1A tidak sama dengan kelas 1B dan berbeda pula dengan kelas 1C. Kelas 1A adalah kelas yang “mati”, tidak ada gairah dan semangat belajar. Sebaliknya, kelas 1B adalah kelas yang ramai tetapi kosong, artinya prestasinya rendah. Kelas 1C merupakan kelas yang menyenangkan. Anak-anaknya nampak aktif dan prestasinya sangat menonjol.
Di dalam sebuah kelas, guru adalah penentu suasana. Menurut Wynne Harlene sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, menyatakan bahwa berdasarkan atas tujuan yang ditentukan, guru berkuasa menentukan lingkungan belajar. Namun, demikian guru mendapatkan hambatan dari pengaruh-pengaruh misalnya: keadaan siswa, banyaknya siswa, fasilitas yang minim, letak sekolah, jadwal pelajaran, kesibukan guru dan sebagainya.[3] Oleh karena itu, wajar jika menurut Nana Sudjana, A. Muri Yusuf, dan Rochma Natawidjaja sebagaimana yang dikutip Syafrudin dan kemudian ditulis Hasibuan mengelola kelas termasuk dalam 10 kompetensi dasar yang harus melekat pada guru.[4]




II.       RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa hal yang cukup urgen dipertanyakan sebagai wujud keingintahuan terhadap hal tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut;
a.          Apakah pengelolaan kelas itu?
b.         Bagaimana pengelolaan kelas yang bermakna?

III.    PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi manajemen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengelolaan berarti penyelenggaraan (Hasan Alwi, 2008). Sedangkan jika dilihat dari aslinya, yaitu sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto:
Management is the art of managing, treatning, directing, carrying on, or using for a purpose; administration; cantions, handling or treatment; the body of directors or managers of any business, concern or interest collectively.

Sehingga, menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Pengelolaan juga meliputi banyak kegiatan dan semuanya itu bersama-sama menghasilkan suatu hasil akhir yang memberikan informasi bagi penyempurnaan per kegiatan. Arus kegiatan pengelolaan dimulai dari pengumpulan data (yang akan dikelola), merencana, mengorganisasikan, melaksanakan. Kegiatan, pengawasan dilakukan terhadapap ke empat kegiatan. Berdasarkan hasil pengawasan, dilakukan kegiatan penilaian, yang memberikan umpan balik untuk semuanya.[5]
Adapun istilah kelas, di dalam Didaktik terkandung suatu pengertian umum bahwa kelas merupakan sekelompok siswa, yang pada waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dengan batasan pengertian tersebut, maka ada 3 syarat terjadinya kelas.
Pertama   :  sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama, bersama-sama menerima pelajaran. Akan tetapi, jika bukan pelajaran yang sama dan dari guru yang sama, namanya bukan kelas.
Kedua      :  sekelompok anak yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama tetapidari guru yang berbeda, namanyajuga bukan kelas.
Ketiga      :  sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang samadari guru yang sama tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara bergantian, namanya juga bukan kelas.   
Kelas adalah unit terkecil dari sekolah. Secara administratif resmi, hal ini benar meskipun guru kadang-kadang masih membagi kelas menjadi kelompok belajar atau kelompok kegiatan. Istilah ‘unit’ di sini mengandung suatu pengertian bahwa kelas mempunyai ciri yang khusus, spesifik. Setiap kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Inilah yang disebut dengan suasana kelas (kondisi belajar) sehingga kelas dapat dijuluki ‘sepi’, mati’, ‘ramai’, dsb.
J.J. Hasibuan, menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan pegembalian ke kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara pendisiplinan atau pun kegiatan remedial.[6]
Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas adalah pengaturan siswa di kelas oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya. Guru juga harus mengusahakan agar siswa mendapat pelayanan secara maksimal menurut kebutuhan. 
Jadi, pengelolaan kelas adalah pengaturan siswa di kelas, penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar atau pengembalian kondisi belajar jika terjadi gangguan, oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya secara maksimal yang dapat dilakukan dengan cara pendisiplinan atau pun kegiatan remedial.

B.     Pengelolaan Kelas yang Bermakna
Di Indonesia, menurut Suharsimi Arikunto belum ada penelitian tentang besar kelas yang ideal. Akan tetapi, telah dikenal peratuaran bahwa pelaksanaan belajar mengajar dapat efektif jika sebuah kelas terdiri dari 30 sampai 40 orang siswa. Kelas yang terlalu kecil, misalnya terditi dari 10-15 orang siswa biasanya sepi. Guru-guru Sekolah Dasar (SD) yang tidak mendapat masukan atau pendaftar, umumnya mengeluh karena kelasnya sepi, mati. Sebaliknya, sekolah yang ‘laris’, kelebihan siswa, satu kelas diisi lebih dari 50 siswa, tentu menimbulkan kesulitan tersendiri bagi guru untuk mengelolanya.  
Di dalam lingkungan belajar, guru dan siswa ikut terlibat, termasuk sebagai lingkungan. Sebagai contoh, walaupun seperti apa usaha guru, kalau siswa tidak memberikan respon positif, suasana kelasnya tetap tidak hidup. Seandainya guru bermaksud menciptakan suasana kelas yang hidup, tetapi siswanya tidak aktif, ogah-ogahan, tidak akan tercipta diskusi yang hidup. Demikian juga dari fihak guru. Walaupun dia sudah merencanakan langkah-langkah diskusi dengan baik, namun masih dituntut ketertiban dan kreativitas terus menerus selama proses terjadinya lingkungan belajar berlangsung.
Sehubungan dengan hal di atas maka hal-hal[7] yang perlu diperhatikan adalah:
a.       Kehangatan dan kentusiasan
b.      Penggunaan bahan-bahan yang menentang
c.       Penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi.
d.      Keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul.
e.       Penekanan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
f.       Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalm perbuatan guru sehari-hari.
Menurut James Block[8] sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, pada waktu guru di dalam kelas harus memperhatikan keragaman siswa sehingga guru memperlakukan mereka dengan cara dan waktu berbeda.[9] Sebagai contoh, ia membedakan sasaran kegiatan pengayaan dan perbaikan. Kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang sudah menguasai sedangkan kegiatan perbaikan diberikan kepada siswa yang belum menguasai.
Ada 2 ketrampilan dalam pengelolaaan kelas, yaitu:
1.   Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.       Menunjukkan sikap tanggap. Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa.
b.      Membagi perhatian. Hal ini dapat dikerjakan dengan visual dan verbal.
c.       Memusatkan perhatian kelompok. Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa.
d.      Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
e.       Menegur. Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (3) menghindari ocehan yang berkepanjangan.
f.       Memberi penguatan. Hal ini dilakukan kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh. 
2.   Pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Ketrampila ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah:
a.       Memodifikasi tingkah laku.
b.      Pengelolaan kelompok.
c.       Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Adapun hal-hal yang harus dihindari seorang guru dalam pengelolaan kelas adalah:[10]
1.      Campur tangan yang berlebihan: perbuatan ini ditandai dengan komentar verbal guru yang berlebihan, yang “memaksakan dirinya masuk” atau mencampuri secara tidak dikehendaki dalam kegiatan siswa.
2.      Kelenyapan: Perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapan dilihat pada tingkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, petunjuk, atau komentar, sehingga penyajiannya menjadi terhenti untuk beberapa saat, yang sifatnya menjadi pengganggu.
3.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan: kekeliruan ini timbul bilamana guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri secara tuntas aktivitas sebelumnya. Dapat pula dia menghentikan kegiatan yang pertama dan memulai kegiatan yang berikutnya, kemudian kembali lagi pada kegiatan yang pertama.
4.      Penyimpangan: Penyimapangan terjadi karena guru sedemikian asyik membicarakan suatu kegiatan yang keluar dari tujuan pelajaran.
5.      Bertele-tele: Kesalahan ini terjadi karena guru : (1) selalu mengulang-ulang hal tertentu , (2) memperpanjang keterangan, (3) menguabah suatu teguran yang sederhana menjadi ocehan yang berkepanjangan.
6.      Pengulangan penjelasan yang tidak perlu : Kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang membagi petunjuk secara terpisah dalam setiap kelompok,  yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasikal.    

                 
IV.    KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah pengaturan siswa di kelas, penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar atau pengembalian kondisi belajar jika terjadi gangguan, oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapat pelayanan sesuai kebutuhannya secara maksimal yang dapat dilakukan dengan cara pendisiplinan atau pun kegiatan remedial.
Agar pengelolaan kelas menjadi bermakna, guru harus memperhatikan kondisi siswa. Hal ini dapat dinyatakan guru dalam 2 ketrampilan pengelolaan kelas.

V.       PENUTUP
Demikian yang dapat penulis sajikan. Sebagai insan yang dlaif  tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian guna perbaikan dan evaluasi.

REFERENSI
Alwi, Hasan.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi.1986.Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.Jakarta:Rajawali.
Barizi, Ahmad, Muhammad Idris.2009.Menjadi Guru Unggul.Sleman:Ar-Ruz Media.
Hasibuan, J.J., Moedjiono.2002.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya.
   



[1] Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar kelas TM5 IAIN Walisongo Semarang tahun 2011, Dosen : Bapak Saminanto S.Pd., M. Sc.
[2] Mahasiswa Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang angkatan 2009, NIM : 093511033.
[3] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta:Rajawali, 1986), cet. I, hlm. 24
[4] Ahmad Barizi, Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Sleman:Ar-Ruz Media, 2009), cet.II, hlm. 82
[5] Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 7-9.
[6] J.J. Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002), cet. IX, hlm. 82.
[7] J.J Hasibuan, Moedjiono, op.cit., hlm. 83
[8] Pengusung ‘Belajar Tuntas’ yang prinsipnya all can and will learn.
[9] Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 28
[10] J.J. Hasibuan, Moedjiono, op.cit., hlm. 85-86
Read more

My Papers

Paper-Paper S1
No
Kategori
Judul
Preview
Download
1
Bahasa Indonesia
Fitur Istilah Matematika
Click here
Analisis Skripsi Matematika
Click here
Revitalisasi Pengajaran Matematika Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Click here
Analisis Tempo:Bukan ‘Bahasa Koran’
Click here
2
Ulumul Qur’an
Ilmu Muhkam dan Mutasyabih
Click here
3
Ulumul Hadis
Hadis Shahih dan Hadis Hasan
Click here
4
Tauhid
Sekte Khawarij
Click here
5
Tasawuf
Geliat Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dalam Kehidupan Tasawuf di Kudus
Click here
6
Sejarah Peradaban Islam
Masa Keemasan Islam di Spanyol
Click here
7
Telaah Kurikulum Matematika SMP
RPP SK 3 KD 3.1 SMP 2010
Click here
8
Ilmu Pendidikan
Inovasi Pendidikan
Click here
9
Dasar Proses Pembelajaran Matematika 1
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Click here
Click here
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (PPT)
Click here
10
Ilmu Budaya Jawa
Interpretasi Nilai-Nilai Ekonomi dalam Tradisi Slametan
Click here
Click here
11
Ushul Fikih
Perkembangan Ijtihad Masa Awal Islam
Click here
12
Pemrograman Komputer 1
Program untuk mengkonversi dari jam ke menit
Click here
Click here
Program untuk mengkonversi dari jam ke detik
Click here
Click here
Program untuk mengkonversi dari detik ke jam
Click here
Click here
Program untuk mengkonversi dari inchi ke centimeter
Click here
Click here
Program untuk mencari luas segitiga
Click here
Click here
13
Statistik Dasar
Membuat Data Distribusi Frekuensi
Click here
 
Mean, Median, Modus
Click here




::Vie's Blog:: Design by Insight © 2009

Selamat Datang di Vie's Blog

Selamat datang di blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan di blog saya ini. Terima kasih telah berkunjung, apabila berkenan silakan berkomentar, atau pun langsung menghubungi jejaring sosial saya, mari kita saling berbagi ilmu ...

Sekilas tentang Penulis

Nama saya Rofiqo Rahmawati, saya Mahasiswi S1 Pendidikan Matematika di UIN Walisongo Semarang.

My Networks

Vie